Beauty Brands

Beauty Brands Kian Sepi di Instagram, Ada Apa?

Skincareharian – Beauty Brands menghadapi tantangan besar di awal tahun 2025, khususnya dalam hal keterlibatan audiens di media sosial. Data terbaru menunjukkan bahwa nilai media yang diperoleh (Earned Media Value/EMV) dari Instagram anjlok drastis. Selama kuartal pertama 2025, EMV industri kecantikan turun sebesar 28%, dari $1,18 miliar menjadi $847,6 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan signifikan dalam perilaku konsumen serta efektivitas platform sosial dalam strategi pemasaran kecantikan.

Instagram Tak Lagi Jadi Andalan?

Penurunan tajam ini turut berdampak pada hampir semua kategori di industri kecantikan, termasuk perawatan kulit yang mengalami penurunan EMV hingga 36%. Ini memunculkan pertanyaan besar: apakah Instagram masih relevan bagi Beauty Brands?

Beberapa pengamat industri menyebut perubahan algoritma, kejenuhan konten yang berlebihan, serta munculnya platform baru seperti TikTok dan aplikasi berbasis AI sebagai penyebab utama. Konsumen kini lebih tertarik pada konten autentik dan interaktif, bukan sekadar promosi produk yang di kemas terlalu rapi dan ‘polished’. Hal ini menuntut Beauty Brands untuk mengevaluasi ulang pendekatan digital mereka dan menyesuaikan diri dengan tren komunikasi yang lebih personal dan transparan.

“Kulit Sehat dengan Pendekatan Natural”

Strategi Baru: Influencer Pria dan Kolaborasi Selebriti

Meski banyak yang terdampak, beberapa merek kecantikan berhasil menunjukkan ketahanan dengan strategi kreatif. Mereka mulai melibatkan influencer pria—yang selama ini tidak terlalu di lirik dalam dunia kecantikan—dan memperluas kolaborasi dengan selebriti dari berbagai latar belakang.

Pendekatan ini terbukti membawa angin segar. Konten yang melibatkan figur publik dengan audiens yang kuat dan beragam memberi efek amplifikasi yang signifikan. Tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tapi juga membantu menciptakan keterlibatan yang lebih bermakna. Terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang lebih kritis terhadap iklan konvensional.

Beauty Brands Harus Adaptif di Era Digital yang Dinamis

Tren ini menjadi sinyal kuat bahwa Beauty Brands perlu lebih adaptif dalam menghadapi perubahan dinamika digital. Meningkatkan storytelling, menampilkan keaslian, serta memanfaatkan teknologi seperti AI untuk memahami preferensi konsumen secara real-time bisa menjadi solusi jangka panjang.

Instagram mungkin belum benar-benar kehilangan daya tariknya, tetapi jelas bahwa pendekatan lama tak lagi cukup. Di tengah persaingan ketat dan cepatnya perubahan tren, hanya brand yang mau berinovasi dan tetap relevan dengan audiens yang akan bertahan.

“Nano-Tech Skincare: Revolusi Penyerapan Kulit”